Mengenal Vulkanostratigrafi Guna Mencari Potensi Geothermal di sekitar Gunung Api

Oleh: I.S

Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Jember kembali melaksanakan kegiatan kuliah tamu dengan tema “Potensi Batuan Volkanik sebagai Reservoir Nonkonvesional di Industri Migas dan Geothermal” yang dilaksanakan pada Jum’at, 29 November 2019 bertempat di Aula Lantai 3 Gedung Mas Soerachman Universitas Jember. Kegiatan kuliah tamu ini merupakan serangkaian kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Jember guna meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan wawasan serta sarana diskusi bagi Mahasiswa Teknik Perminyakan Universitas Jember. Kegiatan ini dihadiri oleh Mahasiswa dan Dosen Teknik Perminyakan Universitas Jember beserta Kepala Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Jember. Sebagai narasumber pada kuliah tamu kali ini, Bapak Dr. Eng. Mirzam Abdurrachman, S.T., M.T. selaku Dosen Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung memberikan materi mengenai Stratigrafi Gunung Api (Vulkanostratigrafi) dan aplikasinya yang bermanfaat bagi Mahasiswa Teknik Perminyakan Universitas Jember kedepannya.

Bapak Mirza juga menjelaskan mengenai bagaimana gunung api di Indonesia terbentuk beserta persamaan dan perbedaan yang ada pada setiap gunung api di Indonesia. Selain itu, beliau menambahkan bagaimana cara mengekploitasi kandungan minyak dan gas bumi yang terdapat pada reservoir di dekat gunung api aktif. Reservoir di dekat gunung api aktif memiliki resiko yang tinggi, karena tingkat porositas di dalam reservoir yang berubah-ubah. Sehingga diperlukan langkah-langkah yang tepat dalam mengekploitasi minyak dan gas bumi pada reservoir tersebut.

Selama kegiatan kuliah tamu berlangsung, banyak mahasiswa yang aktif bertanya kepada narasumber. Salah satu pertanyaannya mengenai potensi geothermal (panas bumi) yang ada pada gunung api aktif maupun nonaktif. Bapak Mirza menerangkan bahwa untuk menentukan hal tersebut haruslah mengecek apa setiap komponen yang dibutuhkan lengkap. Geothermal (panas bumi) diibaratkan beliau seperti merebus air di panci, di mana harus ada kompor, panci, tudung panci, dan airnya. Begitu juga pada geothermal membutuhkan energi panas dari bumi, air, dan reservoir untuk membentuk energinya hingga siap untuk dimanfaatkan.