Oleh : W.R
Krisis yang akan terjadi pasca Covid-19 ini yang mungkin akan terjadi pada sektor energi. Hal yang tiba-tiba muncul akhir-akhir ini adalah adanya krisis harga minyak akibat over supply dan low demand di seluruh dunia sehingga ini mempengaruhi harga minyak dunia. Kita tahu dari media massa baik televisi, maupun media online bahwa dunia migas saat ini telah dan sedang dilanda krisis harga komoditi hingga level yang paling rendah bahkan belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam 3 bulan terakhir, dari nilai $64 bisa jatuh sampai ke nilai $26. Turun yang begitu tajam ini membuat industri hulu berat untuk mengelola.
Jika dilihat pemilahannya, kita punya beberapa fase. Pada saat tahun 70-an harga minyak sekitar $30 dan dalam hal ini tidak bermasalah karena daya beli masih rendah, operasional biaya di lapangan juga masih rendah. Kemudian naik menjadi $70. Selanjutnya pada tahun 80 sekian harga minya turun kembali ke angka $40 dimana ini yang disebut dengan zaman krisis energi atau krisis minyak. Naik turun harga minyak ini adalah sebuah gelombang besar. Terakhir gelombang besar ini bermain di angka $70 atau $80. Kemudian di lima tahun terakhir turun ke angka $50. Dan tiba-tiba saat ini jatuh di angka $30.
Turunnya harga minyak ini alasan pertamanya adalah karena Saudi Arabia dan Russia mengalami sebuah permasalahan mengenai penurunan produksi yang tidak sepakat dan akhirnya terjadi penurunan mulai dari $60 ke 50$. Namun demikian karena adanya wabah Covid-19 ini harga minyak turun jauh hingga $30 yang disebabkan karena adanya penurunan demand. Malah di beberapa hari tertentu harga minyak mencapai angka minus. Mengapa hal ini bisa terjadi ?
Harga minus ini terjadi sebenarnya hanya sebentar, yaitu kira-kira sekitar dua hari saja. Hal ini biasanya terjadi di akhir bulan pada saat biasanya sebelum tanggal 25 terjadi sebuah transaksi terakhir. Ketika ada minyak di bulan-bulan awal April yang harus dijual di bulan Mei ini tidak ada yang membeli, maka terjadilah penjualan yang seadanya. Kenapa harus dijual ?. Karena seorang trader yang sudah memiliki minyak diatas kertas ini dia harus menjualnya untuk men-deliver nanti di bulan Mei. Karena tidak ada yang membeli dan dia punya barang yang tidak bisa dipegang dan dia tidak punya tangki yang cukup karena Covid-19 ini, sehingga akhirnya dia harus mencari pembeli berapapun harganya akhirnya dijual dengan harga minus. Jadi harga minus ini hanyalah sementara. Berdasarkan data, harga minyak minus terjadi sekitar -$38 di tanggal 20 April dan kembali di angka sekitar $20 pada tanggal 24 April.
Efeknya produksi dibeberapa negara tentunya akan terganggu akibat Covid-19 ini. Produksi minyak dunia Amerika saat ini paling tinggi dibanding Saudi Arabia dan Russia. Di Amerika kegiatan pemboran juga terganggu. Berdasarkan data bahwa dalam 6 minggu pemakaian rig turun hingga 50% dari sebelumnya.
Pertanyaannya adalah kapan fenomena ini akan berakhir. Prediksi yang memungkinkan adalah harga minyak dunia akan kembali normal di angka $30 an setelah negara-negara menghentikan lockdown atau sekitar 3-4 bulan kedepan. Semoga.